KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmatNya, sholawat serta salam
marilah kita curah limpahkan kepada baginda alam yakni Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan I yang insyaalloh akan
membantu dalam menambah pengetahuan mahasiswa tentang Sel.
Kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami sangat
menyadari bahwa masih banyak kekurangan, karena kami masih dalam tahap belajar
dan kurangnya keterbatasan pengetahuan kami.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
dengan pahala yang berlimpah, Amin.
Tasikmalaya,
14 September 2012
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Sel merupakan kesatuan structural
dan fungsional makhluk hidup yang mengandung pengertian sebagai penyusun
makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan.
2.
TUJUAN PENULISAN
-
Mampu mengetahui materi tentang sel
-
Mampu menyelesaikan tugas mata kuliah
IDK I
3.
METODE PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini kami
memperoleh materi dari berbagai sumber.
4.
SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman Judul
..................................................................................... i
Kata Pengantar
...................................................................................... ii
Daftar isi
..................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................... iii
1. Latar
belakang masalah
2. Tujuan
penulisan
3. Metode
penulisan
4. Sistematika
peulisan
BAB II : ISI
1. Introduksi
sel ..................................................
1
2. Ultrastruktur
sel ................................................ 1
3. Jenis-jenis
sel .................................................. 6
4. Fungsi
spesifik sel ............................................. 7
5. Transfor
trans membran ...................................... 8
6. Reproduksi
sel ................................................... 8
7. Genetika ..........................................................
10
8. Homeostatis
......................................................
19
BAB III : PENUTUP .......................................................
23
1. Kesimpulan
2. Penutup
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
24
BAB
II
ISI
1.Introduksi
sel
Sel merupakan unit terkecil yang masih
dapat menjalankan proses yang berhubungan dengan kehidupan. Kata sel itu
sendiri ditemukan oleh Robert Hooke, seorang saintis Inggris pada tahun 1665.
Ketika ia meneliti suatu irisan dari gabus (kulit batang dari pohon oak dengan
menggunakan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali).
Penerusnya
seorang saintist Belanda bernama Anton van Leeuwenhoek (1674), menemukan
organisme yang sekarang kita kenal sebagai organisme bersel tunggal. Dengan
menggunakan butiran-butiran pasir yang telah ia ubah menjadi kaca pembesar
berkekuatan 300x, Leeuwenhoek menemukan suatu dunia mikroba di dalam
tetesan-tetesan air kolam dan juga meneliti sel-sel darah dan sel sperma hewan.
Pada
tahun 1839, hampir dua abad setelah penemuan Hooke dan Leeuwenhoek, sel
akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat di mana saja oleh Matthias
Schleiden dan Theodor Schwann dua ahli biologi Jerman. Schleiden dan Schwann
merangkum penelitian mikroskopik mereka sendiri dan hasil-hasil penelitian
saintis lainnya dengan menyimpulkan bahwa semua bentuk kehidupan tersusun dari
sel. Kesimpulan umum ini menjadi dasar bagi teori sel. Teori ini kemudian
dikembangkan untuk memasukkan gagasan bahwa semua sel berasal dari sel-sel
lain.
2.Ultrastruktur
sel
Ultrastruktur,
adalah struktur yang tampak dengan
menggunakan ME (mikroskop elektron). Dengan mengamati sel secara
ultrastruktur dapatlah dibedakan adanya berbagai macam organel (organ sel) yang
dikandungnya :
a. Membran sel
Membran
sel adalah suatu struktur membranosa yang sangat tipis, yang membungkus setiap
sel, memisahkan isi sel dengan lingkungannya. Membran sel ini hampir seluruhnya
terdiri dari protein dan lipid. Perkiraan komposisi adalah protein 55%,
fosfolipid 25%, kolesterol 13%, lipid lain 4%, dan karbohidrat 3%. Membran sel
berfungsi memisahkan cairan intrasel dan ekstrasel, dan menyelenggarakan
transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain
b. Sitoplasma
Sitoplasma
adalah bagian interior sel yang tidak ditempati oleh nukleus. Sitoplasma dipenuhi oleh partikel-partikel dan
organel-organel berukuran besar dan kecil yang tersebar, berkisar dari beberapa
nanometer sampai beberapa mikrometer. Bagian cairan bening dari sitoplasma yang
merupakan tempat dimana partikel-partikel itu tersebar disebut sebagai sitosol,
yang terutama terdiri atas protein yang larut, elektrolit, dan glukosa, serta
sejumlah kecil senyawa lipid.
c. Retikulum Endoplasma (RE)
RE adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara
di inti sel. RE dibagi menjadi dua bagian
1.RE kasar
Ditempeli ribosom, berfungsi mensintesis
dan melepaskan berbagai protei baru ke dalam lumen RE. Protein-protein tersebut
ada yang di ekspor ke luar sebagai produk sekretorik dan ada yang di angkut ke
tempat-tempat didalam sel untuk pembentukan membran sel baru dan komponen
protein pada organel lain.
2.RE halus
RE halus sebagai pusat pengemasan dan pengeluaran
molekul-molekul yang akan dipindahkan dari RE kasar.
d. Aparatus Golgi
Aparatus
golgi erat hubungannya dengan retikulum endoplasma. Aparatus golgi memiliki
membran yang mirip dengan membran pada RE kasar. Aparatus golgi biasanya
terdiri atas empat atau lebih tumpukan lapisan vesikel tipis dan gepeng yang
terletak dekat dengan nukleus. Aparatus ini penting pada sel sekretoris. Pada
sel sekretoris aparatus golgi terletak di sebelah sel tempat substansi
sekretorik akan dikeluarkan.
Aparatus
golgi ini dalam fungsinya bekerjasama dengan retikulum endoplasma. Vesikel
pengangkut kecil yang juga disebut vesikel retikulum endoplasma atau secara
singkat disebut sebagai vesikel RE, secara terus menerus ditarik dari retikulum
endoplasma dan segera setelah itu bergabung dengan aparatus golgi. Dengan cara
ini, substansi yang terjerat dalam vesikel RE diangkut dari retikulum
endoplasma menuju ke aparatus golgi. Substansi yang diangkut ini selanjutnya
diproses di dalam aparatus golgi untuk membentuk lisosom, vesikel sekretoris,
atau komponen sitoplasmik yang lainnya.
e. Lisosom
Lisosom
merupakan organel vesikular yang dibentuk oleh aparatus golgi yang kemudian
tersebar di seluruh sitoplasma. Lisosom ini merupakan sistem pencernaan
intraselular yang memungkinkan sel untuk mencernakan bahan-bahan dan struktur
intraseluler, khususnya struktur sel yang telah rusak, partikel-partikel
makanan yang telah dicernakan sel, dan bahan-bahan yang tidak diinginkan tubuh,
misalnya bakteri.
f. Peroksisom
Peroksisom
secara fisik mirip dengan lisosom, tetapi berbeda dalam dua hal penting;
Pertama, peroksisom diyakini dibentuk dari replikasi-sendiri (atau mungkin
melalui pertunasan dari retikulum endoplasmik halus) dan bukan dibentuk oleh
aparatus golgi. Kedua, peroksisom lebih mengandung oksidase daripada hidrolase.
Beberapa oksidase mampu menggabungkan oksigen dengan ion hidrogen dari zat
kimia intraseluler yang berbeda untuk membentuk hidrogen peroksida (H2O2).
Hidrogen peroksida sendiri sebaliknya merupakan suatu substansi yang sangat
mudah beroksidasi, dan dipergunakan berkaitan dengan katalase, suatu enzim
oksidase lain yang ditemukan dalam jumlah besar di dalam peroksisom, untuk
mengoksidasi banyak substansi yang bila tidak, akan menjadi racun bagi sel.
Sebagai contoh, kira-kira setengah dari alkohol yang diminum seseorang
didetoksifikasi oleh peroksisom sel-sel hati.
g. Vesikel sekretoris
Salah
satu fungsi penting dari banyak sel adalah menyekresi substansi-substansi
khusus. Hampir semua substansi sekretorik dibentuk oleh retikulum endoplasmik –
sistem aparatus golgi dan kemudian dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam
sitoplasma di dalam vesikel penyimpan, yang disebut vesikel sekretoris atau
granula sekretoris. Misalnya vesikel sekretoris khusus di dalam sel-sel asini
pankreas yang menyimpan proenzim protein (enzim yang belum aktif); proenzim
kemudian akan disekresikan ke membran sel bagian luar, masuk ke duktus
pankreatikus dan kemudian ke duodenum, dimana proenzim akan menjadi aktif dan
melakukan fungsi pencernaan.
h. Mitokondria
Mitokondria
disebut sebagai rumah energi sel. Tanpa mitokondria, sel tidak akan dapat
menyadap jumlah energi yang bermakna dari bahan makanan dan oksigen, dan
sebagai akibatnya, semua fungsi sel akan berhenti. Pada dasarnya, mitokondria
terdapat di semua bagian sitoplasma, tetapi jumlah total per sel sangat
bervariasi, mulai kurang dari seratus sampai beberapa ribu, bergantung pada
jumlah energi yang dibutuhkan oleh masing-masing sel. Selanjutnya mitokondria
terkonsentrat dalam bagian-bagian sel yang bertanggung jawab terhadap metabolisme
energi. Mitokondria juga bervariasi dalam ukuran dan bentuk; beberapa
mitokondria diameternya hanya beberapa ratus nanometer dan bentuknya granula,
sedangkan yang lain lebih panjang – diameternya 1 mikrometer dan panjangnya 7
mikrometer – dan yang lain bercabang dan berbentuk filamen.
i. Struktur filamen dan tubular sel
Biasanya
protein fibrilar sel disusun membentuk filamen atau tubulus. Keduanya merupakan
molekul protein prekursor yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma.
Molekul prekursor berpolimerisasi membentuk filamen. Sebagian besar filamen
aktin seringkali terdapat di sisi luar sitoplasma, yang merupakan daerah yang
disebut sebagai ektoplasma, untuk membentuk suatu penunjang elastik bagi
membran sel. Juga, di dalam sel-sel otot, filamen aktin dan miosin tersusun
menjadi suatu mesin kontraktil khusus yang merupakan dasar timbulnya kontraksi
otot di seluruh tubuh.
Ada
satu filamen khusus yang terdiri atas molekul-molekul tubulin yang digunakan
dalam semua sel untuk membentuk struktur tubulus, yaitu mikrotubulus. Sebagian
mikrotubulus mengandung 13 protofilamen tubulin yang terletak sejajar satu sama
lain dalam satu lingkaran untuk membentuk sebuah silinder panjang sempit yang
kira-kira berdiameter 25 nanometer dan panjang 1 sampai beberapa mikrometer.
Silinder ini sering tersusun dalam bentuk berkas yang menyebabkan mikrotubulus
seluruhnya merupakan suatu massa struktural yang sangat kuat. Akan tetapi,
mikrotubulus merupakan suatu struktur kaku yang akan pecah bila terlalu dibengkokkan.
Jadi fungsi primer mikrotubulus adalah sitoskeleton, yang membentuk suatu
struktur fisik yang kaku untuk beberapa bagian sel yang khusus. Juga,
sitoplasma sering mengalir di sekitar mikrotubulus, yang mungkin disebabkan
oleh pergerakan lengan yang menonjol keluar dari mikrotubulus.
j. Nukleus
Nukleus
merupakan pusat pengaturan sel. Secara singkat, nukleus mengandung sejumlah
besar DNA, yang telah kita sebut bertahun-tahun sebagai gen. Gen menentukan
karakteristik protein sel, termasuk enzim-enzim sitoplasma yang mengatur
aktivitas sitoplasma. Nukleus juga mengatur reproduksi; gen-gen ini pertema
bereproduksi sendiri, dan kemudian, sel dipecahkan oleh proses khusus yang
disebut mitosis untuk membentuk dua sel anak, yang masing – masing menerima
satu dari dua set gen.
Penampilan
nukleus di bawah mikroskop cahaya tidak memberikan gambaran yang cukup mengenai
mekanisme nukleus melakukan kerja pengontrolannya. Penampilan sebuah nukleus
dalam fase interfase (periode di dalam mitosis) dengan menggunakan mikroskop
cahaya, memperlihatkan bahan kromatin yang terpulas gelap di seluruh
nukleoplasma. Selama mitosis, bahan kromatin menjadi sangat mudah
diidentifikasi sebagai kromosom yang tersusun baik, yang dapat dilihat dengan
mudah dengan mikroskop cahaya.
k. Membran nukleus
Membran
nukleus, yang juga disebut selubung inti, sebenarnya merupakan dua membran yang
terpisah, satu membran terdapat di dalam membran yang lain. Membran luar
bersambung dengan retikulum endoplasmik, dan ruang antara kedua membran nukleus
juga bersambung dengan ruang di sebelah dalam retikulum endoplasmik.
Kedua
lapisan membran nukleus ditembus oleh beberapa ribu pori-pori nukleus.
Pori-pori ini besar, hampir berdiameter 100 nanometer. Akan tetapi, kompleks
molekul protein yang besar berlekatan di sekitar tepi pori sehingga bagian
pusat pori hanya berdiameter kira-kira 9 nanometer. Walaupun demikian, ukuran
ini cukup besar sehingga memungkinkan sejumlah molekul sampai dengan berat
molekul 44.000 dapat lewat dan molekul dengan berat molekul kurang dari 15.000
lewat dengan sangat cepat.
l. Nukleoli
Nukleus
sebagian besar sel memiliki satu atau lebih struktur yang terpulas pucat
disebut nukleoli. Nukleolus, tidak seperti organel lainnya, tidak memiliki
sebuah membran pembatas, sebaliknya, nukleoli hanya merupakan suatu struktur
yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein dari jenis yang ditemukan di
dalam ribosom. Nukleolus menjadi sangat membesar bila sebuah sel secara aktif
mensintesis protein. Gen dari lima pasangan kromosom yang terpisah akan
mensintesis RNA ribosomal dan kemudian menyimpannya di dalam nukleolus, yang
dimulai dengan sebuah RNA fibrilar longgar yang kemudian memadat membentuk sub
unit ribosom granula. Sub unit ribosom granula ini selanjutnya diangkut melalui
pori-pori membran nukleus ke dalam sitoplasma, berkumpul untuk membentuk
ribosom “matang” yang memainkan peranan penting dalam pembentukan protein.
3.Jenis-jenis
sel
Dua
jenis utama sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik dapat dibedakan berdasarkan
organisasi strukturalnya. Sel-sel dari mikroorganisme yang biasa disebut
bakteri adalah sel prokariotik. Semua bentuk kehidupan lainnya tersusun dari
sel-sel eukariotik. Sel eukariotik jauh lebih kompleks daripada sel
prokariotik, karena dibagi-bagi oleh membran-membran internal menjadi
ruangan-ruangan fungsional, atau organel yang berbeda-beda. Pada sel
eukariotik, DNA tersusun bersama-sama dengan beberapa jenis protein tertentu
menjadi struktur yang disebut sebagai kromosom yang terdapat di dalam sebuah
nukleus, organel terbesar pada sebagian besar sel eukariotik. Cairan kental
yang mengelilingi nukleus tersebut adalah sitoplasma, tempat tersuspensinya
berbagai jenis organel yang menjalankan sebagian besar fungsi sel tersebut.
Beberapa sel eukariotik, termasuk sel eukariotik tumbuhan, memiliki dinding
kokoh yang terletak di luar membran sel. Sel hewan tidak memiliki dinding.
Pada
sel prokariotik yang jauh lebih sederhana, DNA tidak terpisah dari
bagian-bagian lain sel tersebut yang ada di dalam nukleus. Sel prokariotik juga
tidak memiliki organel sitoplasma seperti yang dimiliki oleh sel eukariotik.
Hampir semua sel prokariotik (bakteri) memiliki dinding sel eksternal yang
kuat.
Walaupun sel eukariotik
dan sel prokariotik memiliki kompleksitas yang jauh berbeda, kita akan melihat
bahwa keduanya ternyata memiliki beberapa kesamaan yang penting. Sel memiliki
ukuran, bentuk, dan ciri-ciri struktural khusus yang sangat bervariasi, tetapi
kesemuanya merupakan struktur yang sangat teratur yang bertugas menjalankan
proses-proses rumit yang harus berlangsung demi kelangsungan hidup sel
tersebut.
4.
Fungsi spesifik sel
a.
Fungsi
Masing-masing Struktur Sel
Sel saraf berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan.
Sel otot berfungsi sebagai
alat gerak aktif. Sel darah
berfungsi mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolism. Sel tulang berfungsi sebagi alat gerak pasif.
b. Metabolisme Sel
Metabolisme adalah proses-proses kimia
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi
enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan
prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Anabolisme / AsimilasI / Sintesis, yaitu proses pembentakan molekul yang
kompleks dengan menggunakan energi tinggi.
Contoh
: fotosintesis (asimilasi C)
energi
cahaya
6
CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02
klorofil
glukosa (energi kimia)
Pada kloroplas terjadi transformasi
energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi
kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa.
Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila
dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut
reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.
2.
Katabolisme (Dissimilasi),
yaitu
proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam
senyawa organik tersebut. Contoh : enzim
C6H12O6
+ 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi
kimia
Saat
molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi
sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi,
reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi
eksoterm.
5.TRANSFOR TRANS MEMBRAN
Transportasi Pasif adalah proses
transportasi pada membran sel yang tidak menggunakan Energi. Berikut diantaranya :
Difusi : peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang
sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan
menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
Osmosis : perpindahan air
melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang
lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi
tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding
dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti
bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
zat terlarut itu sendiri.
6.REPRODUKSI
SEL
Kita
mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis
(pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri
secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini
banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri,
ganggang biru.
Mitosis
adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke
tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase
(tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel
melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri
dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase :
pada tahap ini yang
terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai
berduplikasi menjadi kromatid.
2. Metafase:
pada tahap ini
kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator) sehingga
pada tahap inilah kromosom kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid
akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi
peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS
(pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan
Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada
mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi
due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II
terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian
tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan
pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II
tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan
dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA
MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan
Mitosis
Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan Sifat mempertahan-kan diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid
(n)
Tempat terjadinya sel somatis sel gonad
Pada hewan dikenal
adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan
Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis
(Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
7.GENETIKA
A. Pengertian
Genetika
Genetika
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan pemindahan
informasi dari satu sel ke sel lain dan ewarisan sifat (Hereditas) dari induk
ke anaknya.
B. Istilah
Genetika
1. Parental
(Induk P)
Merupakan
induk atau orang tua.
2. Filial
Filial
adalah keturunan (generasi) yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan
parental. Keturunan pertama disingkat F1. Keturunan kedua disingkat F2 dst.
3. Dominan
Dominan
adalah sifat yang muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan
sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya.
Gen
dominan adalah gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan
pasangan alelnya.
4. Resesif
Resesif
adalah sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yaitu dalam suatu perkawinan
sifat ini dapat dikalahkan (ditutupi) oleh sifat pasangannya.
Gen
Resesif adalah gen yang dikalahakan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan
pasangan alelnya.
5. Genotipe
Genotipe
adalah sususnan genetic suatu sifat yang dikandung suatu individu yang
menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe.
Contoh:
T gen untuk tinggi, t adalah gen untuk pendek, tinggi dominan terhadap pendek.
Maka: TT
atau Tt adalah genotype dengan fenotipe tinngi, tt adalah genotype dengan
fenotipe pendek.
6. Fenotipe
Fenotipe
adalah sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau
diamati.
Fenotipe
merupakan gabungan antara genotype dan lingkungan, maka dapat dituliskan:
F = Fenotipe
G =
Genotipe
L =
Lingkungan
7. Alel
Alel
adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya. Gen-gen
tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
Contoh:
Untuk pasangan gen Bb, B adalah alel b dan b adalah alel B.
8. Homozigot
Homozigot
adalah pasangan kedua alel dengan gen yang sama.
Contoh:
Homozigot
dominan: BB, AA, TT, MM
Homozigot
Resesif: bb, aa, tt, mm.
9. Heterozigot
Heterozigot
adalah pasangan kedua alel dengan gen yang tidak sama.
Contoh:
Bb, Aa, Tt, Mm
10. Pembastaran
Pembastaran
adalah perkawinan antara kedua individu yang mempunyai sifat beda.
Hibrida
adalah keturunan hasil persilanagn dengan sifat yang berbeda.
Monohibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda.
Dihibrida : hibrida yang memiliki dua sifat beda
Trihibrida : hibrida yang memiliki tiga sifat
beda
Polihibrida : hibrida yang memiliki banyak sifat
beda
C. Substansi Genetika
Setiap
sel eukariotik mempunyai substansi genetika berupa kromosom yang mengandung
gen. Gen mempunyai peranan penting dalam mengatur pertumbuhan dan sifat-sifat
turunan.
Gen
mengandung senyawa kimia asam nukleat yaitu DNA (Deoxyribosanucleic Acid atau
Asam Deooksiribonukleat) dan RNA (Ribonucleic Acid atau Asam Ribonukleat).
1. Kromosom
Kromosom
terdapat di dalam inti sel (nucleus) dan baru tampak bila sel sedang membelah
diri. Jumlah dan bentuk spesies sudah tentu dan tetap.
Struktur
Kromosom
1. Sentromer
(kinetokor)
yaitu bagian kepala kromosom. Sentromer tidak
mengandung kromonema dan gen. Melalui sentromer ini, kromosom menggantung pada
benang-benang spindle (serabut gelendong) pada saat pembelahan sel.
2. Lengan
yaitu
badan kromosom yang mengandung kromonema dan gen. Lengan terdiri atas selaput
matriks dan kromonema. Di dalam kromonema terdapat manic-manik yang berjejer
tidak teratur di sebut kromomer. Di dalam kromomer terdapat Protein Histon yang
mengikat DNA.
Bentuk
Kromosom
1. Telosentrik, letak sentromer di ujung
dan mempunyai satu atau dua lengan yang salah satunya pendek sekali (disebut
bentuk batang atau I)
2. Akrosentrik, letak sentromer mendekati
ujung dan mempunyai 2 lengan, salah satunya pendek (disebut bentuk J atau L).
3. Submetasentrik, letak sentromer agak
jauh dari ujung dan mempunyai 2 lengan yang satunya agak pendek sehingga
kromosom berbentuk L atau J.
4. Metasentrik, sentromer terletak
ditengah dan memiliki 2 lengan yang sama panjang sehingga kromosom berbentuk
huruf V.
Macam
Kromosom
1. Kromosom
Tubuh (Autosom)
Autosom
selalu dalam keadaan berpasangan (kromosom homolog). Kromosom homolog adalah
kromosom yang mempunyai bentuk, ukuran, fungsi dan komposisi yang sama.
Kromosom yang berpasang-pasangan terdiri atas 2 set disebut diploid (2n).
2. Kromosom
Seks (Gonosom)
Kromosom
seks berperan dalam menentukan jenis kelamin. Kromosom dalam sel kelamin
(gamet) tidak berpasang-pasangan atau hanya satu set kromosom disebut haploid
(n).Satu set kromosom disebut genom. Contoh:gonosom mempunyai satu genom
(haploid).
Contoh
penulisan kromosom pada manusia:
a. Sel tubuh: 46, terdiri atas 44 autosom
+ 2gonosom atau 22 pasang autosom homolog + 2 gonosom.
b. Sel tubuh pria: 44 autosom + XY (22
pasang autosom homolog + X
Gen
Gen
merupakan senyawa kimia yang mengandung informasi genetic. Gen dapat
menduplikasi diri dan menyampaikan informasi genetic pada generasi berikutnya.
Sifat Gen
Thomas
Hunt Morgan (1866-1945) menyatakan bahwa gen mempunyai sifat-sifat:
a. Terdapat pada kromonema di dalam
kromosom dan tempat gen di dalam kromosom disebut lokus.
b. Sebagai zarah yang kompak dan gen
mengisi lokus di dalam kromosom.
c. Mengandung satuan informasi genetik.
d. Mengatur sifat-sifat yang diturunkan.
Susunan Gen
Secara
kimia, gen terdiri atas DNA. Di dalam DNA terdapat 4 macam basa, gula
deoksiribosa dan fosfat. Keempat macam basa tersebut dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu:
1. Basa purin, terdiri atas adenine dan
guanine.
2. Basa pirimidin, terdiri atas sitosin
dan timin.
Bentuk
molekul DNA seperti seuntai tangga yang berpilin ganda disebut heliks ganda
(double helix). RNA memiliki basa purin sama dengan DNA, sedangkan basa
pirimidinnya terdiri atas urasil dan sitosin.
Fungsi
Gen
1.
Menyampaikan informasi genetic kepada keturunannya.
2.
Mengendalikan perkembangan dan metabolism sel atau individu.
3.
Sebagai zarah tertentu yang terdapat di dalam kromosom.
Simbol Gen
Gen
disimbolkan dengan huruf.
Gen
bersifat dominan disimbolkan huruf capital.
Gen
bersifat resesif disimbolkan huruf kecil, contoh: Bulat dominan terhadap
lonjong (resesif). Bulat dituliskan B dan lonjong ditulis b.
Alel
Gen-gen yang
terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromososm homolog disebut alel. Alel
selalu berpasangan dan disimbolkan dengan huruf yang sama, misalnya AA, Aa, dan
aa. Gen A alel dari a dan sebaliknya gen a alel A.
Umumnya
sebuah gen hanya memiliki sebuah alel. Misalnya gen dominan M (merah) mempunyai
alel m (putih). Tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa sebuah gen dapat memiliki
lebih dari satu alel (multiple alelomorfi) sedangkan alel-alelnya disebut alel
ganda. Jadi, alel ganda merupakan sejumlah alel yang menempati lokus tertentu
yang sama pada kromosom. Contoh alelganda adalah golongan darah.
Golongan Darah
Golongan
darah bersifat menurun (genetis). Menurut Landsteiner, golongan darah manusia
dapat dibagi menjadi golongan darah A. B, AB dan O.
1. O x O
O
2. O x B
O, A
3. O x B
O, B
4. O x AB
A, B
5. A x A
O, A
6. A x B
O, A, B, AB,
7. A x AB
A, B, AB
8. B x B
O, B
9. B x AB
A, B, AB
10. AB x AB
A, B, AB
D. Hukum-Hukum
Mendel
Hukum
Mendel I
Hukum
Mendel I (Hukum segregasi bebas atau pemisahan gen sel alel) yaitu pada
pembentukan sel gamet, 2 gamet yang berpasangan akan dipisahkan ke dalam dua
sel anak secara bebas.
Hukum
mendel II
Hukum
pengelompokan gen secara bebas yaitu bila dua individu berbeda satu dengan yang
laindalam dua macam sifat atau lebih, maka penurunan sifat yang satu tidak
tergantung pada sifat yang lain.
Penyimpangan
Hukum Mendel
Perbandingan
rasio fenotipe F2 pada persilangan dihibrid Mendel adalah 9:3:3:1. Hal ini
terjadi bila setiap gen mengendalikan sifat sendiri-sendiri.
Tapi ada
kalanya gen-gen saling berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen-gen lain. Dengan
demikian maka perbandingan fenotipe F2 dapat berubah-ubah walaupun sebenarnya
masih mengikuti Hukum Mendel.
E. DNA
DNA
merupakan persenyawaan kimia yang membawa informasi genetic dari suatu generasi
ke generasi berikutnya. DNA merupakan penyusun gen, sehingga secara kimia dapat
dikatakan bahwa gen adalah DNA.
Semua
organism (kecuali beberapa virus) memiliki DNA. Bagian terbesar DNA terdapat di
nucleus. Terutama pada kromosom.
Struktur
Kimia DNA
DNA
terdiri atas 3 komponen dasar yaitu:
a. Gugusan gula (gula pentose yang dikenal
sebagai deoksiribosa)
b. Asam fosfat
c. Basa nitrogen ada 2 macam, yaitu:
1. Golongan purin, terdirimatas Guanin (G)
dan adenine (A)
2. Golongan Pirimidin, terdiri atas
CytosinelSitosin (C) dan Tunin (T)
Fungsi
DNA
1. Membawa informasi genetic dari suatu
generasi kepada generasi berikutnya.
2. Mengontrol aktivitas hidup secara
langsung dan tidak langsung.
3. Mensintesis RNA.
4. Berperan dalam proses sintesis protein.
Nitrogen
berikatan dengan gula (deoksiribosa) membentuk nukleosida
(deoksiribonukleosida). Nukleosida berikatan dengan gugus fosfat membentuk
suatu nukleotida (deoksiribosa). Molekul DNA merupakan sebuah polimer panjang
yang terdiri dari rangkaian (ratusan atau ribuan) nukleotida yang dinamakan
polinukleotida.
Menurut
Watson dan Crick, gen-gen (DNA) terangkai membentuk kromosom seperti tangga
tali terpilin (double helix atau helix ganda). Ibu tngga terdiri atas denretan
rantai gugusan gula deoksiribosa dan gugusan fosfat. Anak tangga terdiri atas
basa nitrogen (N) yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen (atom) yang lemah.
Pasangan
basa nitrogen pada DNA selalu tetap, yaitu:
a. Adenin dengan Timin (A = T) dihubungkan
oleh 2 ikatan hydrogen.
b. Sitosin dengan Guanic ( C = G)
dihubungkan oleh 3 ikatan hydrogen.
Replikasi
DNA
Replikasi
DNA yaitu kemampuan DNA membentuk atau mensintesis DNA yang persis dirinya
sendiri (DNA sendiri). Kemampuan DNA mensintesis dirinya sendiri disebut
bersifat autokatalis. DNA juga mampu membentuk molekul kimia lain seperti
mensintesis RNA dan protein sehingga disebut heterokatalis.
Ada 3
hipotesis mengenai replikasi DNA.
1. Hipotesis Konservatif, rantai
polinukleotida induk tidak terpisah dan kedua rantai polinukleotida yang
dibentuk terdiri atas rantai polinukleotida baru.
2. Hipotesis disersif, rantai
polinukleotida induk terputus-putus kemudian memisah dan akhirnya membentuk
rangkaian baru.
3. Hipotesis semikonservatif, sepasang
rantai polinukleotida memisah kemudian masing-masing membentuk rantai
polinukleotida sebagai pasangannya yang baru. Jadi, setiap DNA yang baru
terbentuk terdiri dari polinukleotida lama dan baru. Sebagian besar ahli bilogi
menyetujui hipotesis ini.
RNA
RNA
adalah suatu polimer asam nukleotida dari 4 ribonukleotida. Tiap ribonukleotida
terdiri atas molekul gula D-ribosa, molekul gugus fosfat dan sebuah
basa-nitrogen. Berbeda dengan DNA, RNA tidak mempunyai basa timin (T), tetapi
mempunyai basa urasil (U).
Macam-macam
RNA
Berdasarkan
tempat dan fungsinya, RNA dapat dibedakan menjadi 3 macam:
1. RNA messenger (m RNA)
a. mRNA berbentuk pita tunggal dan
merupakan RNA yang terbesar atau terpanjang.
b. mRNA terdapat di dalam nucleus dibuat
(dicetak) oleh DNA.
c. Setelah mRNA selesai dicetak (setelah
menerima informasi genetic dari DNA), mRNA keluar dari nucleus menuju ke
Ribosom di dalam Sitoplasma. Didalam ribosom, mRNA berfungsi sebagai cetakan
untuk membentuk (mensintesis) protein.
d. Fungsi mRNA adalah sebagai pembawa
kode-kode informasi genetic yang berasal dari DNA, sehingga disebut kodom.
2. RNA transfer (tRNA)
a. Dibuat didalam nucleus sebelum masuk
dalam sitoplasma.
b. Merupakan RNA terpendek yang bertugas
menerjemahkan kodon dari mRNA.
c. Fungsi tRNA adalah mengikat asam amino
yang akan disusun menjadi proteindi dalam ribosom. Setiap asam amino memerlukan
tRNA khusus.
d. Pada tRNA terdapat bagian yang
mengandung 3 basa yang dapat berbeda susunannya disbanding tRNA lainnya. 3 Basa
tersebut dinamakan antikodon. Antikodon akan berpasangan dengan 3 basa yang
terdapat pada mRNA yang disebut kodon.
3. RNA ribose (rRNA)
a. Merupakan rRNA yang terdapat di dalam
ribosom, meskipun dibuat di dalam nucleus.
b. Diduga berperan penting dalam sintesis
protein.
Sintesis
protein
Sintesis
protein diatur oleh gen (DNA). Sintesis protein terjadi di ribosom.
Secara
garis besar, langkah pencetakan protein terjadi melalui 2 tahap yaitu
transkripsi dan translasi.
a. Transkripsi adalah pencetakan RNA
messenger (mRNA) oleh DNA.
b. Translasi adalah penerjemahan kode-kode
oleh RNA transfer (tRNA) berupa urutan asam-asam amino yang dikehendaki.
Tahap-tahap
Sintesis Protein.
1. DNA melakukan transkripsi (mencetak
dRNA) untuk membawa kode-kode pembentuk protein, berdasarkan pada urutan basa
nitrogennya.
2. mRNA melepaskan diri dari DNA dan
membawa kode-kode genetic (kodon) keluar dari nucleus menuju ke ribosom di
dalam sitoplasma. mRNA ini bertindak sebagai cetakan (matriks). Di ribosom ini
mRNA melekat pada RNA ribosom (rRNA).
3. tRNA yang ada di dalam sitoplasma dating
dengan membawa asam amino yang sesuai dengan kode-kode yang dibawa oleh mRNA.
tRNA ini melekat (berpasangan) dengan mRNA sesuai dengan pasangan-pasangan basa
nitrogennya (dengan tripel dari basa nitrogen tRNA).
4. Asam-asam amino yang dibawa oleh tRNA akan
saling bergandengan dan membentuk rangkaian rantai polipeptida sampai terbentuk
protein yang diharapkan di dalam ribosom. Protein yang terbentuk ini merupakan
suatu enzim yang mengatur metabolism sel.
Kode
Genetik
Kode
genetic adalah kode yang dibawa oleh RNA messenger (mRNA) untuk disampaikan
kepada RNA transfer (tRNA). Kode genetic merupakan urutan 3 basa nitrogen yang
membentuk suatu tripet dan disebut kodon (kodogen).
Mekanisme
Penyampaian Kode Genetik
Setiap
kode (satu kodon) terdiri atas 3 basa nitrogen yang letaknya berurutan pada
mRNA. Kodon-kodon pada mRNA tersebut harus diterjemahkan oleh tRNA, agar dapat
diketahui asam amino yang harus diangkatnya.
F. Pola-Pola Hereditas
Pada
semua organism yang berkembang biak secara seksual, sifat-sifat induk
diwariskan kepada keturunannya melalui sel gamet.
W.S
Sutton (1902) seorang ahli genetika Amerika memberikan pemikiran tentang
pola-pola penurunan sifat sebagai berikut:
1.
Jumlah kromosom sel sperma dan ovum adalah setengah dari jumlah kromosom sel
tubuh.
2.
Organisme baru hasil fertilisasi ovum oleh sperma mengandung dua perangkat
kromosom (diploid; 2n) pada setiap selnya.
3. Dalam
pembelahan niosis kedua perangkat kromosom memisah secara bebas.
4.
Setelah melalui proses mitosis dan miosis, bentuk dan identitas setiap kromosom
adalah tetap.
Penentuan
Jenis Kelamin
Pada
umumnya, makhluk hidup mempunyai 2 macam kromosom yaitu kromosom tubuh
(autosom) dan kromosom kelamin (kromosom seks).
Determinasi
seks pada berbagai organisme tidak sama. Beberapa tipe penentuan jenis kelamin
yang dikenal adalah:
1. Tipe XX XY
a. Manusia
Sel
tubuh manusia terdiri dari 23 pasang kromosom (46 kromosom) yaitu 22 pasang
autosom (44 autosom) dan 1 pasang kromosom seks (2 gonosom). Kromosom seks
dibedakan atas kromosom X dan kromosom Y.
Kariotipe
dari setiap sel tubuh manusia normal adalah:
Wanita :
44 A + XX atau 22 AA + XX
Pria :
44 A + XY atau 22 AA + XY
Spermatozoa
pada pria normal terdiri atas 2 macam yaitu:
1. Spermatozoa yang terdiri atas 22
autosom + X disebut ginospermium
2. Spermatozoa yang terdiri atas 22
autosom + Y disebut androspermium.
Sel
telur (ovum) pada wanita normal hanya terdiri satu macam yaitu 22 autosom + x.
Fertilisasi
(pembuahan):
1. 22 autosom + X (ginospermium) + 22
autosom + X (ovum)
44
autosom + XX menjadi wanita. Wanita normal mempunyai susunan kromosom seks XX.
2. 22 autosom + Y (androspermium) + 22
autosom + X (ovum)
Autosom
+ XY menjadi pria. Pria normal mempunyai susunan kromosom-kromosom seks XY.
8.HOMEOSTATIS
Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling
penting dalam biologi, di mana Homeostasis merupakan kemampuan suatu organisme
dalam mengatur dan menjaga keseimbangan lingkungan internalnya di bawah
pengaruh perubahan lingkungan eksternalnya. Pengaturan keseimbangan ini dapat mempengaruhi
fungsi-fungsi sel hingga sistem organ dari suatu organisme.
Homeostasis
dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan
memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem
saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian
dalam frekwensi jantung, frekwensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang
semuanya ditujukan untuk mempertahankan adaptasi.
Homeostasis adalah
suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal, di mana semua sistem tubuh
bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan
dari tubuh. Semua organisme hidup berusaha untuk homeostasis. Ketika homeostasis
terganggu (misalnya sebagai respon terhadap stressor), tubuh mencoba untuk
mengembalikannya dengan menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis dari
mulai pelepasan hormon-hormon sampai reaksi fisik seperti berkeringat atau
terengah-engah. Sebagai contoh sederhana dari homeostasis, tubuh manusia
menggunakan beberapa proses untuk mengatur suhu agar tetap dalam rentang yang
optimal untuk kesehatan. Kenaikan atau penurunan suhu tubuh mencerminkan
ketidakmampuan untuk mempertahankan homeostasis, dan masalah terkait. Stres
berat atau lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan parah kondisi keseimbangan
ini. Hal ini dapat menyebabkan tidak hanya tekanan psikologis tetapi juga
gangguan psikosomatis.
Terdapat 2 jenis keadaan konstan atau mantap dalam
homeostasis, yaitu:
- Sistem
tertutup – Keseimbangan statis
Di mana keadaan dalam yang tidak berubah seperti
botol tertutup.
- Sistem
terbuka – Keseimbangan dinamik
Di mana keadaan dalam yang konstan walaupun sistem
ini terus berubah contohnya seperti sebuah kolam di dasar air terjun.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Sel merupakan kumpulan materi
paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua mahluk
hidup. Sel memiliki ultrastruktur sel, dan jenis-jenis sel. Sel juga memiliki fungsi
yang spesifik. Didalam sel juga terdapat membran sel yang dapat melakukan
transpotasi pasif. Sel juga dapat melakukan reproduksi, dan kita mengenal tiga
jenis reproduksi sel amitosis, mitosis, dan miosis. sel juga memiliki sifat
genetikan dan konsep homeostatis.
Penutup
Demikian yang kami dapat paparkan
mengenai materi Biologi Sel. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya sumber yang kami dapat tentang
judul makalah ini. Tak lupa ucpan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberi arahan sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi penyusun dan khususnya para pembaca yang budiman.
Wassalamu’alaikum wr.wb ,
Penyusun
Daftar Pusaka
Dr.
Wildan Yatim. (1992). Biologi Sel lanjut. Bandung: Tersito
Miftah
Arifin dan Cisca. (2009). Buku Hapalan Luar Kepala Biologi SMA. Yogyakarta:
Pustaka Widyatama
No comments:
Post a Comment